Skip to content

Pusat Pelatihan dan Sertifikasi Internasional – PT SBKI

Financial Behaviour dan Pengaruhnya Pada Kegiatan IPO

Financial Behaviour dan Pengaruhnya Pada Kegiatan IPOFinancial Behaviour dan Pengaruhnya Pada Kegiatan IPO – Dear All Members, di awal tahun 2023 saya akan sampaikan pengamatan dan kajian saya terkait Perilaku Investor (Financial Behaviour} di beberapa Pasar Bursa di dunia, semoga bermanfaat. FINANCIAL BEHAVIOUR DAN PENGARUHNYA PADA KEGIATAN IPO

Fauzi Hasan
Doctor of Management Information System
Doctor of Financial Management
Professor of Project Management-American Academy
President of American Academy Asia Pacific.

Penjualan saham perusahaan kepada publik untuk pertama kalinya dikenal sebagai Initial Public Offering (IPO), dimana umumnya tujuan utama dari suatu kegiatan IPO adalah untuk menambah modal, dan pada umumnya pula , perusahaan membangun modal awal melalui pinjaman pribadi, ekuitas, keluarga dan teman. Pasar keuangan menyediakan platform bagi pembeli dan penjual saham untuk bertemu dan memperdagangkan aset dengan harga yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran

Pasar keuangan secara luas diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan jatuh tempo – pasar uang dan pasar modal. Ini dibagi pula menjadi dua jenis – pasar primer dan pasar sekunder. Pasar primer adalah pasar keuangan di mana perusahaan terdaftar di bursa, untuk pertama kalinya mengeluarkan sekuritas. Setiap perusahaan dapat go public dengan menjual sahamnya kepada masyarakat umum melalui proses IPO, dimana perusahaan dapat merupakan perusahaan yang sudah lama berdiri, atau perusahaan baru yang memutuskan untuk mencatatkan diri di bursa saham dan menjadi perusahaan go public (company going public).

Ketika sebuah perusahaan menawarkan saham kepada publik, maka setiap saham mewakili bagian dari kepemilikan perusahaan tersebut, dan setiap investor yang memegang saham perusahaan akan dianggap sebagai bagian dari pemilik perusahaan. Ketika sebuah perusahaan berkinerja baik, maka investornya akan mendapatkan imbalan dalam bentuk peningkatan nilai saham mereka, dan sebaliknya ketika sebuah perusahaan tidak berjalan dengan baik, maka nilai sahamnya akan jatuh. Keputusan investasi pada dasarnya merupakan hasil dari beberapa analisis baik fundamental maupun teknis. IPO memberikan peluang untuk memaksimalkan pengembalian (return) saat menembus ruang investasi ekuitas.

Penawaran Umum Perdana (IPO) adalah suatu kegiatan penawaran atau pengapungan (floatation) nilai asset suatu perusahaan menerbitkan saham kepada publik untuk pertama kalinya. Pada umumnya kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan yang lebih kecil dan lebih muda guna mencari modal untuk ekspansi, tetapi juga dapat dilakukan oleh perusahaan besar yang asetnya ingin diperdagangkan secara publik.

Dalam hubungannya dengan kegiatan IPO, perusahan penerbit saham (issuer) dapat memperoleh bantuan dari perusahaan penjamin emisi (underwriting), yang akan membantu dalam menentukan jenis sekuritas apa yang akan diterbitkan (saham umum atau preferen), harga penawaran terbaik, dan waktu untuk membawanya ke pasar, dan kegiatan IPO bisa menjadi investasi yang berisiko, namun demikian Pasar ekuitas memainkan peran penting dalam ekonomi global.

Kegiatan IPO memberi kesempatan pada publik untuk menjadi ‘pemilik sebagian’ di suatu perusahaan besar, serta berfungsi sebagai platform untuk aliran dana di pasar dari investor yang memiliki kelebihan dana ke perusahaan yang mencari dana dengan menawarkan saham perusahaan. Di seluruh dunia, investor telah berdagang di pasar saham dan selama lebih dari 100 tahun dan trend atau kecenderungan investasi pasar berubah dari waktu ke waktu.

Selama beberapa tahun terakhir, pasar ekuitas global ditandai dengan meningkatnya minat terhadap kegiatan IPO, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah investor di pasar saham saat berlangsungnya kegiatan IPO. Dari sudut pandang investor, IPO merupakan suatu peluang untuk memaksimalkan keuntungan khususnya ketika mereka melakukan penetrasi ke dalam ruang investasi ekuitas. Namun pada kenyataannya, pasar ekuitas dicirikan dengan adanya ketidakpastian karena sulit diprediksi, karena dinamika pasar tidak selalu dapat dianalisa dengan tepat dengan prosedur keuangan standar.

Pelaku pasar telah lama mengandalkan akan gagasan pasar yang efisien dan perilaku investor (investor behaviour) yang rasional ketika membuat keputusan keuangan. Namun demikian kenyataannya gagasan tentang investor yang sepenuhnya rasional dan selalu memaksimalkan utilitasnya dan menunjukkan pengendalian diri yang sempurna tidaklah memadai. Agar pasar menjadi efisien, investor memerlukan informasi yang cukup dalam memilih portofolio investasi mereka. Namun demikian, sejumlah perusahaan pialang saham telah dianggap tidak memadai oleh Otoritas Pasar Modal setempat (Capital Market Authority), kenyataannya investor sangat mengandalkan perusahaan-perusahaan pialang ini.

Permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan IPO, pada umumnya yang terjadi di pasar-pasar saham di dunia mencakup perilaku pelaku pasar yang tidak dapat diprediksi dan tidak rasional. Adanya perbedaan pada volume perdangangan saham sebelum dan sesudah IPO, hal ini menunjukkan kasus kepercayaan investor yang berlebihan (over confidence). Pada umumnya tingkat kepercayaan investor secara global dibentuk oleh tingkat kekhawatiran mereka dan ketakutan (degree of fear) atas terjadinya kerugian (investment loss), dan investor mengalami over-expectation atas investasi dengan perhitungan yang sangat spekulatif untuk mendapat gain atau yield yang besar.

Dalam pengamatan penulis terdapat sejumlah faktor-faktor umum yang mempengaruhi perilaku Investor di pasar bursa saham manapun, misalnya yang berhubungan dengan aspek demografis investor, ini ditunjukkan dengan kepemilikan saham yang cenderung lebih tinggi di antara investor laki-laki daripada perempuan dan cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, pendapatan dan tingkat pendidikan.

Penilaian lintas benua (cross continental assessment) mengungkapkan bahwa di negara maju demografi investor tampak sedikit berbeda dan mungkin memberikan serangkaian faktor yang membedakan investor tradisional dari investor konvensional.

Apresiasi modal juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku investor yang melibatkan indikator pertumbuhan jangka pendek dan jangka panjang, hal ini ditunjukkan oleh adanya investasi rencana pensiun memiliki lebih sedikit individu dibandingkan dengan anuitas jangka pendek yang ditentukan. Akses ke informasi tentang kinerja sosial perusahaan CSR (corporate social responsibility) adalah suatu elemen kunci dalam pengakuan pemangku kepentingan atas indeks kinerja saham perusahaan yang sangat didukung oleh tersedianya platform informasi seperti website.

Lebih lanjut penulis mengamati bahwa investor yang selalu tertarik pada pendapatan saat ini (current income) kemungkinan besar tertarik pada saham yang memberikan dividen yang konsisten dan tinggi. Banyak orang yang mengejar strategi current income ini sudah pensiun dan menggunakan hasil investasinya untuk biaya hidup. Sementara investor lain memanfaatkan modal sekaligus untuk menciptakan aliran pendapatan (income stream)yang tidak pernah menyentuh ekspektasi maksimum, namun dapat menyediakan uang tunai untuk kebutuhan tertentu saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa model pasar dapat memprediksi keputusan investasi dan sepenuhnya mengubah harga pasar di pasar keuangan saat ini.

Dengan memahami perilaku manusia dan mekanisme psikologis yang terlibat dalam pengambilan keputusan keuangan, maka model keuangan dapat ditingkatkan untuk lebih mencerminkan dan menjelaskan realitas di pasar Secara umum, telah diamati bahwa wanita lebih menolak risiko daripada pria, yang muda lebih mencari risiko daripada yang tua, individu yang lebih kaya menunjukkan keinginan yang lebih besar untuk berinvestasi dalam ekuitas dan yang miskin menolak risiko. Sikap terhadap risiko (risk appetite) berubah dari waktu ke waktu karena kebutuhan berubah dan kemampuan orang untuk menanggung kerugian yang bervariasi. Data empiris menunjukkan dengan cukup jelas bahwa kemauan untuk mengambil risiko keuangan menurun secara signifikan di antara orang-orang yang sudah pensiun atau hampir pensiun.

Penulis, berikut ini menyampaikan sejumlah perilaku umum investor (financial behaviour) didasarkan pada kecenderungan (bias) dari investor, yang pastinya akan memberikan warna atas keberhasilan dalam melaksanakan IPO oleh suatu perusahaan, profil agregat dari investor behaviour berikut akan memberikan perspektif strategis IPO yang efektif.

Confirmation Bias –Investor berpikir mereka hati-hati mengumpulkan informasi yang diperlukan sebelum investasi. Tetapi,apa yang sebenarnya dilakukan investor adalah mereka menerima informasi yang mendukung kesimpulan mereka sebelumnya.

Optimism Bias – Ini mengacu pada bias investor dengan keyakinan subjektif mereka dalam penilaian melebihi akurasi objektif. Investor Terlalu percaya diri dengan melebih-lebihkan kemampuan mereka sendiri yangmemaksa mereka untuk berpikir bahwa mereka dapat mengambil keputusan yang lebih baik daripada yang lain. Hal ini akan menggeneralisasi informasi dan guna menikmati perdagangan ekstra.

Loss Aversion – Ini adalah kecenderungan investor untuk mengambil keputusan investasi yang bersifat loss averse. Investor lebih mementingkan kerugian daripada keuntungan. Kondisi ini akan menimbulkan keengganan dan menyebabkan kelambanan dan mendukung status quo.
Self-Serving Bias – Ini mengacu pada kecenderungan investor untuk membangun sikap bahwa semua keuntungan adalah karena usaha mereka sendiri, sedangkankerugian karena kesalahan orang lain. Investor tidak pernah mengakui kesalahan mereka dan menganggap setiap keputusan mereka pasti benar.

The Planning Fallacy – Ini adalah kesalahan investor yang meremehkan biaya, waktu, dan risiko mereka terkait keputusan investasi dan pada saat yang sama mereka melebih-lebihkan manfaat dari investasi mereka, investor tidak mempertimbangkan semua biaya terkait dengan keputusan investasi tersebut.

Choice Paralysis – Secara umum adalah baik untuk memiliki pilihan, namun pada kenyataannya, terlalu banyak pilihan bagi investor mungkin akan menimbulkan kesulitan dalam mengambil keputusan investasi saham (decision paralysis).

Herding – Herding adalah fenomena dimana Investor mengacu atau mengikuti apa yang dilakukan investor lain. Perilaku Herding atau perilaku kawanan menggambarkan caran individu dalam suatu kelompok dapat bertindak secara kolektif tanpa arahan terpusat. Di dalam saat ketakutan dan ketidakpastian investor panik dan membuang investasi mereka hanya karena orang lain melakukan hal yang sama

Stories to Analysis – Ini adalah kondisi investor untuk lebih percaya pada apa yang dibicarakan atau didiskusikan tentang suatu masalah daripada apa yang disampaikan oleh data. Ini mengarah pada pengambilankeputusan tanpa mempertimbangkan data material.

Recency Bias – Mengacu pada peristiwa yang baru-baru ini terjadi dari pada yang sebelumnya, dan selanjutnya melakukan ekstrapolasi peristiwa baru-baru ini ke masa depan tanpa batas. Hal ini akan menyebabkan investor untuk menghadapi lebih banyak masalah di pasar yang dinamis.

Bias Blind-Spot – Ini mengacu pada ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi bias (kecenderungan) mereka sendiri. Mereka memang mengidentifikasi bias orang lain, tapi gagal untuk mereka sendiri.

Disposition Effect – Hal ini berkaitan dengan kecenderungan investor untuk menjual saham yang harganya naik, sementara mempertahankan aset yang telah turun nilainya. Hal ini menyebabkan investor menahan saham lama ketika harganya turun, dan tidak menjualnya ketika harga naik karena mereka menghindari risiko dan ingin menghasilkan keuntungan dengan cepat.

Rule of Thumb Bias – Ini adalah kecenderungan investor untuk membuat aturan praktis dan mengambil keputusan berdasarkan aturan tertentu, mereka mengabaikan semua fakta material lainnya dan hanya mengandalkan aturan yang digunakan.
Semoga perspektif terkait Financial Behaviour terkait investor yang penulis sampaikan dapat menggugah pemikiran Bapak dan Ibu dalam membangun strategi IPO yang efektif.

Sang Penghimpun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *