Sobat SBKI, Era industrialisasi digital saat ini memiliki banyak fenomena menarik yang bisa dilihat. Mulai dari semakin banyaknya bisnis digital startup yang mulai tumbuh dan berkembang bahkan dalam menjalankan bisnis apapun saat ini. Pemerintah di seluruh dunia juga terus mendukung booming dan meningkatnya jumlah wirausahawan yang memanfaatkan keterampilan teknologi mereka sehingga lahirlah istilah technopreneurship. Sebagai permulaan, definisi sebenarnya dari technopreneurship adalah eksploitasi teknologi yang banyak dimanfaatkan oleh pengusaha untuk bisnis mereka. Gabungan dua kata teknologi dan kewirausahaan merupakan representasi dari kewirausahaan. Selama bertahun-tahun hingga saat ini, technopreneurship akan menjadi esensi bagi setiap pengusaha yang mencari improvisasi, leverage, dan banyak aspek penting agar bisnis mereka berada dalam mode yang menarik.
Di era teknologi ini, seorang technopreneur memulai bisnisnya hanya dengan ide brainstorming. Mereka mengidentifikasi praktik bisnis saat ini dan menilai beberapa ide baru untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Seseorang yang bergerak di bidang technopreneurship menciptakan produk atau solusi yang menggunakan solusi teknologi untuk mengubah cara melakukan sesuatu dengan cara yang ortodoks. Ini meningkatkan bagaimana kita telah melakukan sesuatu sebelumnya dan bagaimana hal itu harus dilakukan di masa mendatang.
Yang paling jelas, technopreneurship adalah penggabungan konsep kewirausahaan dengan teknologi. Ini bukan hanya efek teknologi pada bisnis tetapi lebih pada proses di mana kemajuan dalam kehidupan banyak orang terjadi. Ini adalah proses menggunakan perkembangan yang dibawa oleh pengetahuan khusus untuk menghasilkan inovasi dalam semua aspek kehidupan manusia dengan bantuan pikiran yang kreatif dan terampil. Kelahiran bidang ini memberi setiap pengusaha tantangan untuk menjelajahi jalan yang belum dilalui menuju kesuksesan yang lebih besar.
Apa itu technopreneurship
Seperti yang didefinisikan oleh Collins Dictionary, technopreneurs adalah wirausahawan yang memulai dan mengelola bisnis teknologi mereka sendiri. Istilah tersebut berasal dari tahun 1990-an dan perpaduan antara techno dan entrepreneur yang mengambil risiko yang diperhitungkan di dunia teknologi. Konsep technopreneurship menggabungkan spesialis dan pebisnis. Spesialis pebisnis ini memahami teknologi begitu dengan cara kerjanya, cara meningkatkan dan memperbaikinya. Selain itu technopreneur juga merupakan seorang wirausahawan yang berpengalaman dalam bisnis yang tahu bagaimana menemukan tim, menarik investasi, mengemas, memonetisasi, dan mempromosikan produk.
Setelah mengatur hal-hal dalam konteks, technopreneurship adalah generasi baru kewirausahaan. Untuk mencapai tahap ke arah itu, seorang technopreneur yang bercita-cita tinggi juga harus mampu memanfaatkan teknologi dengan baik dan benar. Teknologi yang baik artinya pemanfaatannya dapat bermanfaat bagi aktivitas masyarakat, sehingga pemanfaatannya tidak dapat membawa dampak yang buruk.
Contoh yang menonjol dari seorang technopreneur adalah Elon Musk. Dia menghasilkan ide, berurusan dengan produk, menarik dana dan dia mengerti segalanya. Untuk berhasil di teknosfer, Anda harus cerdas secara teknis, dapat mengumpulkan investasi keuangan, teamwork, dan dapat menguji hipotesis serta analisis. Contoh technopreneur terkenal lainnya adalah Mark Zuckerberg dengan penciptaan Facebook. Di Asia, kisah sukses yang paling terkenal adalah Jack Ma dengan mendirikan Alibaba, perusahaan pengecer dan e-commerce terbesar di dunia.
Saat itu Jack Ma Memiliki kesempatan untuk melakukan perjalanan ke AS untuk kunjungan terkait masalah pekerjaan, itu adalah pengalaman pertamanya mengenal komputer dan internet, lalu pencarian internet pertamanya adalah kata bir. Gambar bir dari berbagai negara muncul tetapi tidak ada yang dari Cina. Dia kemudian mencari kata “China” dan tidak ada satu kata pun yang muncul kemudian langsung Dia menyadari bahwa ada peluang besar dan ini adalah waktu yang tepat bagi China untuk masuk ke dunia internet. Seperti kisah inspiratif Jack Ma, para technopreneur juga harus mampu menangkap potensi peluang bisnis digital yang semakin berkembang dan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini.
Para ahli memperkirakan bahwa dalam beberapa dekade mendatang, ekonomi tenaga kerja akan membutuhkan spesialis technopreneur yang berpendidikan baik dalam hal teknis dan bisnis. Para teknopreneur muda yang termotivasi untuk sukses, memahami kebutuhan pasar teknologi, tahu cara bekerja dalam tim, mengetahui dasar-dasar bisnis, seluk-beluk proses teknologi, dan memiliki kompetensi teknik dasar, sehingga mampu menjadi basis bisnis dari waktu dekat.
Sampai dengan awal tahun 2021, terdapat 4,66 miliar pengguna internet di dunia atau sekitar 62% dari populasi dunia. Demikian pula, pangsa pasar pemanfaatan teknologi digital di sektor e-commerce tumbuh secara eksponensial di seluruh dunia dan menjadi sangat dominan dibandingkan dengan saluran pasar tradisional, sehingga membuka peluang bagi ribuan atau jutaan technopreneur tambahan di tahun-tahun mendatang. .
Yuk daftar pelatihan kami dengan menggunakan wa.me/6281297131551